Sponsors

Jumat, 14 Oktober 2011

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA


Assalamu’alaikum
                Bertemu lagi dengan mimin irfan, kali ini mimin akan memberikan materi keagamaan tentang BERBAKTI KEPADA ORANG TUA. Disini mimin akan kasih dalil-dalil Al-Qur’an dan Al Hadits, semoga kalian menyimaknya dengan baik……aamiin….

                Dalil Al Qur’an :
1.       Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (QS. An Nisa’: 36)
Keterangan :
[294]. Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang muslim dan yang bukan muslim.

[295]. Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan bekal. Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.

2.  Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia[850].  (QS. Al Isra’: 23-25)
Keterangan :
[850]. Mengucapkan kata ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.
                Dalil Al Hadits :
1.       Sahabat Abi Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Seorang anak belum dikatakan berbakti kepada kedua orangtua, kecuali kalau dia menemukan orangtuanya menjadi budak kemudian membeli dan memerdekakannya." (HR. Muslim dan Abu Dawud).

2.       Sahabat Abdillah bin Mas'ud ra berkata: Aku pernah bertanya kepada Rasulullah:" Ya Rasulallah, manakah amal yang paling disukai Allah?" Jawab Rasulullah: "Shalat tepat pada waktunya." Kemudian aku bertanya lagi: "Lalu apa lagi, ya Rasulal­lah?" Jawab beliau: "Berbakti kepada orangtua." Aku bertanya lagi: "Kemudian apa lagi?" Jawab Rasulullah: "Berjihad di jalan Allah." (HR. Bukhari dan Muslim).

3.       Sahabat Ibnu Umar ra berkata, bahwa Rasulullah" saw telah bersabda: "Berbaktilah kepada orangtuamu, niscaya kelak anak-anakmu akan berbakti kepadamu, Dan peliharalah kehormatan dirimu, niscaya istri-istrimu akan selalu memelihara kehormatannya." (HR. Thabrani dengan sanad hasan).

4.       Sahabat Asma' binti Abu Bakar ra telah berkata: Di zaman Rasulullah pernah ibu datang kepadaku, padahal dia masih musyrik. Lalu aku meminta fatwa kepada Rasulullah: "Ya Rasu­lallah, ibuku yang masih musyrik datang kepadaku karena dia sangat mencintaiku. Adakah aku harus menyambuhg silaturrahmi dengannya?" Jawab Rasulullah: "Ya, kamu harus tetap menjaga tali kekeluargaan dengan ibumu." (HR. Bukhari dan Muslim).

5.       Sahabat Abi Usaid Malik bin Rabiah As-Sa'idiy ra berkata: Pada suatu ketika kami duduk di sisi Rasulullah saw, tiba-tiba datang seorang lelaki dari Bani Sal amah menghadap beliau seraya berkata: "Ya Rasulullah, masih adakah kewajibah berbakti kepada kedua orangtua setelah mereka meninggal''" Jawab Rasulullah: "Ya, masih. Yakni dengan cara menyalati ketika meninggal, memintakan ampunan kepadanya, melestarikan janji-janji yang telah dibuatnya, menyambung tali silaturra­hmi dengan sanak familinya, dan menyambung tali persaudaraan dengan teman-teman karibnya sewaktu masih hidup." (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban di dalam kitab shahihnya)

6.       Sahabat Mughirah bin Syu'ban ra berkata, bahwa Nabi saw telah bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan kepadamu berani kepada kedua orangtua, menanam hidup-hidup anak perempuan, mencegah barang haq, berkata begini dan begitu yang tiada menentu, memperbanyak pertanyaan, dan menghambur-hamburkan harta." (HR. Bukhari dan Muslim).

7.       Sahabat Abi Bakar ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Bersediakah aku memberi khabar kepadamu tentang dosa yang paling besar?" Sabda Rasulullah ini diulang hingga-tiga kali. Lalu kami menjawab: "Ya Rasulallah, kami bersedia menerimanya." Kemudian beliau bersabda: "Yakni menyekutukan Allah dan berani kepada orangtua." Ketika Rasu­lullah bersabda demikian, beliau sedang duduk bersandar. Lalu beliau bangkit, duduk tegak seraya bersabda: "Dan berbicara bohong serta menjadi saksi palsu." Rasulullah mengulangi sabdanya ini berkali-kali, sehingga aku menyangka bahwa beliau tidak akan berhenti mengulangi sabda tersebut." (HR. Bukhari dan Muslim).

8.       Sahabat Abdillah bin Amrin bin Ash ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Termasuk bagian dari dosa besar adalah berkata jorok kepada orangtua." Para sahabat bertanya: "Ya Rasulallah, adakah seseorahg yang tega berkata jorok terhadap orang tuanya?" Jawab Rasulullah: "Ya, ada. Yakni seseorang yang mengatakan suatu perkataan jorok kepada ayah orang lain kemudian orang itu berbalik membalas mengatakan sesuatu yang jorok kepada orangtuanya. Demikian pula terhadap ibunya." (HR. Bukhari dan Muslim).

9.       Sahabat Umar bin Murrah Al-Juhani ra berkata: Ada seorang lelaki datang menghadap Rasulullah saw seraya berkata: " Ya Rasulullah, aku bersaksi tiada Tuhan yang pantas disembah melainkan Allah, dan sesungguhnya engkau adalah utusan Allah. Dan aku telah mengerjakan shalat lima waktu, membayar zakat atas harta bendaku, dan melakukan puasa di bulan Ramadhan. Bagaimanakah nasibku nanti?" Jawab Rasulullah: "Barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan sebagaimana diungkapkan di atas, maka pada hari kiamat nanti dia akanberada di sisi para nabi, para shidiqin, dan para syuhada'." Lalu Rasulullah mengacungkan jari tangannya seraya bersabda: "Selagi orang itu tldak durhaka terhadap kedua orangtuanya." (HR. Ahmad dan Thabrani dengan dua sanad, yang satu di antaranya adalah shahih).

10.   Sahabat Tsauban ra berkata, bahwa Nabi saw telah bersabda: "Ada tiga perkara yang menyebabkan amal seseorang tidak akan diterima di sisi Allah. Yakni menyekutukan Allah, berani kepada kedua orangtua, dan melarikan diri dari barisan perang." (HR. Thabrani).

Sekian materi yang mimin berikan untuk kali ini, nanti insya Allah bakal ada materi yang lain, apabila mimin ada kesalahan, minta maaf ya.
Assalamu’alaikum


0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More